Istri Shalihah Selalu Mencintai Ilmu

Saudaraku, para suami yang shalih…

Ingatlah bahwa salah satu tanda istri yang shalihah adalah penuh perhatian dan cinta kepada ilmu. Bila sifat itu belum ada pada istrimu maka doronglah ia kepadanya. Dan jika sudah, maka usahakanlah untuk memberi kelapangan jalan untuk menuju ke sana. Memang, pada ilmu terdapat kenikmatan dan pada kebodohan bersemayam segudang penderitaan.

‘Aisyah rodhiyallahu ‘anha telah memuji wanita Anshor karena cinta mereka kepada ilmu. Ia berkata:

    ”sebaik-baik wanita adalah wanita Anshor. Rasa malu tidak menghalangi mereka memperdalam agama.” [1]

Karena itu bantulah ia dan berikanlah kesempatan serta fasilitas untuk menambah khazanah ilmunya. Temanilah ia dan tidak ada salahnya engkau menggantikan tugasnya menjaga anak-anak agar istrimu bisa menghadiri majelis-majelis ilmu dan mendengarkan nasehat yang berharga.

Untuk memenuhi anjuran ini usahakan agar rumahmu ada perpustakaan, meskipun sederhana. Milikilah sarana pengetahuan yang bervariasi, seperti buku, radio, tape recorder ataupun CD-CD yang bermanfaat.

Ingatlah, semakin bertambah ketaqwaan dan keshalihan istrimu, maka engkaulah orang pertama yang akan menikmatinya.

Sungguh mengherankan, ada suami yang sepertinya merasa takut apabila istrinya lebih berilmu daripadanya. Ada juga suami yang giat berda’wah dan menyebarkan ilmu di tengah masyarakat, sementara ia biarkan istrinya hidup dalam kebodohan. Ia merana dan merugi serta tidak berkembang pengetahuannya.

Apakah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memang mengajari kira seperti itu?

Sekali-kali tidak, bahkan beliau adalah sosok suami yang memberikan perhatian penuh kepada keluarganya. Beliau membagi waktunya, sebagian untuk Robb-Nya, sebagian untuk keluarganya,dan sebagian lagi untuk ummatnya.

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

    “Sesungguhnya istrimu punya hak atasmu, tamumu punya hak atasmu dan jasadmu juga punya hak atasmu” [2]

Nabi shololloohu ‘alahi wassalaam juga membenarkan ucapan Salman yang berkata,

    ”Sesunnguhnya Robbmu punya hak atasmu, dirimu punya hak atasmu, keluargamu juga punya hak atasmu maka berikanlah setiap orang haknya.” [3]

Ditulis ulang oleh Ummu Tsaqiif dari buku Surat Terbuka untuk Suami, Ustad Abu Ihsan dan Ummu Ihsan, Pustaka Darul Ilmii

***

Catatan kaki:

    HR.Bukhari
    HR.Muslim
    HR.Bukhari
Artikel Terkait